Hamas Kembali Menguat di Bagian Utara

hamas

Kekuatan Hamas Telah Kembali di Utara Gaza

Rakyatmu.id – Pasukan militer Hamas diprediksi kokoh sedang bekerja di area utara Gaza. Asumsi ini timbul dikala Israel fokus melanda Rafah yang terletak di selatan.

Dikala ini lebih dari 1 juta orang sudah meninggalkan Rafah, kota sangat selatan Gaza. Masyarakat menemukan instruksi dari Israel Defence Force (IDF) semenjak bulan- bulan dini bentrokan.

IDF sudah kesekian kali berkata kalau 4 bagian Hamas, daya terbanyak badan Islam agresif yang tertinggal, bermarkas di Rafah.

Tetapi, walaupun gerombolan Israel saat ini sudah menyerang Rafah, pertempuran antara Hamas serta IDF di Jabalia diprediksi sudah terjalin dengan hebat. Jabalia terletak di utara.

“Kita harus ingat bahwa ada lebih banyak orang bersenjata Hamas di utara Gaza, tempat di mana IDF telah pindah dibandingkan di Rafah. Itu adalah jumlah IDF. Inilah sebabnya IDF harus kembali ke Jabalia dan Zeitoun [kota terdekat]. Hamas mengendalikan semua wilayah itu,” kata Ketua Dewan Keamanan Nasional Israel 2021-2023, kepada wartawan, Mei 2024, seperti dikutip Guardian.

Pertempuran di Jabalia antara agresif Hamas yang bersenjata enteng serta gerombolan IDF yang kokoh menggarisbawahi keahlian Hamas buat balik ke area Gaza. Lebih dahulu mereka terdesak mundur dampak serbuan Israel yang diawali semenjak Oktober kemudian.

“Hamas memegang kendali penuh di sini di Jabalia sampai kami tiba beberapa hari yang lalu,” kata IDF sebelum operasinya pada Mei.

Perihal itu di informasikan 4 bulan sehabis ahli bicaranya, Daniel Hagari, mengeklaim kalau agresif bekerja dengan cara sporadis serta tanpa panglima.

Minggu kemudian, Israel berkata serangannya di Jabalia sudah berakhir, tetapi tidak nyata apakah Hamas sudah dikalahkan ataupun cuma beralih ke tempat lain.

Kebangkitan Hamas tidak terbatas pada pengiriman balik banyak orang bersenjata ke daerah- daerah semacam Jabalia, tetapi pula mengaitkan usaha menjaga daulat golongan itu atas kehidupan awam.

“Ini bukan semacam pemerintahan bayangan. Hanya ada satu otoritas yang dominan dan menonjol di Gaza, yaitu Hamas. Para pemimpin Hamas sangat fleksibel dan mereka telah beradaptasi dengan situasi baru,” kata anggota lembaga pemikir Israel dari Moshe Dayan Center for Middle Eastern and African Studies, Michael Milstein, kepada Guardian.

Hamas meregang Gaza pada 2007 serta memahami area itu hingga serbuan tiba- tiba ke Israel selatan pada Oktober tahun kemudian.

Masyarakat Jabalia memandang administratur Hamas berpatroli di pasar pada Mei kemudian. Mereka menolong mempraktikkan pengaturan harga pada beberapa barang berarti serta menata penyaluran dorongan.

“Ada pemerintahan Hamas yang memegang kendali, terutama melalui polisi, tapi mereka tidak menonjolkan diri karena mereka menjadi sasaran dan mereka hanya melakukan tugas-tugas mendasar. Tidak seperti sebelum perang,” kata seorang warga yang baru saja meninggalkan kota tersebut, Joe Shamala.

Bagi para analis, organisasi- organisasi awam lain yang dijalani Hamas pula diprediksi melaksanakan rezim low profile tetapi efisien.

Pangkal terdekat Hamas berkata pemimpinnya di Gaza, Yahya Sinwar, yakin kalau darurat manusiawi di area itu dibersamai melonjaknya amarah Dunia kepada Israel menguatkan Hamas dalam perundingan.

Exit mobile version