Kampanye Anti Islam Narenda Modi Menang Tipis
Rakyatmu.id – Perdana Menteri India Narendra Modi pada Selasa, 4 Juni 2024, menjaga kekuasaannya selaku kepala aliansi yang berdaulat. Tetapi, partai patriot Hindu yang dibimbingnya kehabisan kebanyakan buat awal kalinya dalam satu dasawarsa terakhir sebab para pemilih menentang perkiraan kemenangan jitu.
Hasil pemilu India ini mencengangkan para penanam modal. Saham-saham menyusut runcing sebab hasil-hasil yang timbul membuktikan kalau Modi, buat awal kalinya semenjak berdaulat pada 2014, hendak tergantung pada paling tidak 3 partai regional berlainan.
Perihal ini, bagi para analis, bisa memunculkan ketidakpastian dalam pembuatan kebijaksanaan di negeri kerakyatan terpadat di Dunia ini sehabis satu dasawarsa di mana Modi sudah menyuruh dengan tangan yang kokoh.
Partai Bharatiya Janata (BJP) yang dipandu oleh Modi memenangkan suara kebanyakan pada tahun 2014, memberhentikan masa rezim aliansi yang tidak normal di India, serta mengulangi perihal yang serupa pada tahun 2019.
Modi berkata kalau warga sudah meletakkan keyakinan pada aliansi yang dipandu oleh BJP buat ketiga kalinya serta perihal ini ialah perihal yang memiliki, dalam pendapat pertamanya semenjak enumerasi suara diawali.
“Restu dari rakyat untuk ketiga kalinya setelah 10 tahun ini meningkatkan semangat kami, memberikan kekuatan baru,” Modi mengatakan kepada para anggota BJP yang bersorak-sorai di markas besar partai ini di New Delhi.
“Lawan-lawan kami, meskipun bersatu, bahkan tidak dapat memenangkan kursi sebanyak yang dimenangkan BJP.”
Agenda Kampanye Agama
Deklarasi BJP menjanjikan suatu isyarat nasional buat mengambil alih hukum awam spesial agama di negeri ini, suatu tahap yang bagi banyak Mukmin bermaksud buat mengekang praktik- praktik agama yang sudah beratus- ratus tahun yang dianut oleh minoritas.
Satu set hukum awam yang sebentuk sudah jadi salah satu akad penting BJP, namun sedang diperdebatkan dengan cara besar.
Masyarakat India dari bermacam agama menjajaki hukum yang khusus buat agama mereka ataupun memilah buat menjajaki hukum sekuler. Hukum mengenai siapa serta berapa banyak orang yang bisa dinikahi seorang, gimana metode memberhentikan perkawinan, serta peninggalan berlainan bagi agama. Hukum yang terkini ini hendak menjabarkan selengkap ketentuan yang serupa buat seluruh orang.
Buat menarik pemilih Hindu, Modi pula meresmikan suatu kuil buat Dewa Hindu Ram di suatu posisi yang direbutkan dengan cara hebat dengan kalangan Mukmin dini tahun ini, penuhi akad yang sudah lama dipegangnya. Sebagian atasan partai berkata dalam kampanye penentuan biasa kalau kemenangan penentuan biasa yang jelas hendak menolong mereka membuat kuil- kuil di lokasi- lokasi lain yang disengketakan.
Kelompok-kelompok Hindu sudah lama mengklaim kalau sepanjang beratus- ratus tahun para kolonialis Mukmin membuat langgar di atas kuil- kuil Hindu yang sudah dihancurkan. Majelis hukum lagi merapatkan kasus- kasus kepada 2 langgar sejenis itu di negeri bagian Uttar Pradesh yang dipahami BJP: di wilayah penentuan Modi di Varanasi serta di Mathura.
Hasil Buruk
Di luar asumsi, langkah-langkah Modi buat memenangkan batin pemilih di Uttar Pradesh itu malah berhasil kebalikannya. Angka- angka BJP mungkin besar ditarik turun oleh kemampuan kurang baik partai ini di negeri bagian terpadat di negeri ini, Uttar Pradesh, yang pula mengirimkan 80 badan ke parlemen.
Partai ini mengetuai dengan 33 bangku di negeri bagian ini, turun dari 62 bangku yang dimenangkannya di situ pada tahun 2019, dengan para analis berkata kalau isu- isu roti serta mentega sudah membayangi energi raih BJP pada kebanyakan Hindu.
Kuil mewah buat dewa- raja Hindu, Dewa Ram, yang ditetapkan Modi pada Januari tidak mendongkrak kekayaan BJP semacam yang diharapkan, tutur mereka.
2 kawan regional penting di NDA mensupport Modi selaku kesatu menteri selanjutnya, menyangkal pemikiran alat lokal kalau mereka bisa jadi hendak ayal dalam mensupport ataupun bisa jadi beralih arah.
Partai Telugu Desam (TDP) serta Janata Dal (United) berkata kalau federasi pra- jajak opini mereka dengan BJP sedang utuh serta mereka hendak membuat rezim selanjutnya.
Federasi Antagonisme Meraup Hasil di Luar Dugaan
Federasi antagonisme INDIA yang dipandu oleh partai Kongres sentris Rahul Gandhi mengetuai di lebih dari 230 bangku, lebih dari ditaksir. Kongres sendiri mengetuai di nyaris 100 bangku, nyaris 2 kali bekuk dari 52 bangku yang dimenangkannya pada tahun 2019- sebuah lonjak mencengangkan yang diperkirakan hendak tingkatkan posisi Gandhi.
“Negara ini telah dengan suara bulat dan jelas menyatakan, kami tidak ingin Narendra Modi dan Amit Shah terlibat dalam menjalankan negara ini, kami tidak menyukai cara mereka menjalankan negara ini,” kata Gandhi kepada para reporter, merujuk pada orang nomor dua Modi, Menteri Dalam Negeri Shah. “Itu adalah pesan yang sangat besar.”
Gandhi berkata kalau Kongres hendak melangsungkan dialog dengan para sekutunya pada Rabu serta menyudahi tahap berikutnya, kala ditanya apakah antagonisme hendak berupaya buat membuat suatu rezim.
Modi, 73 tahun, yang awal kali berdaulat pada tahun 2014 dengan menjanjikan perkembangan serta pergantian, lagi berupaya buat jadi kesatu menteri kedua sehabis atasan kebebasan India, Jawaharlal Nehru, yang sukses memenangkan 3 kali era kedudukan beruntun.